Kamu pasti tidak asing lagi dengan istilah otaku. Otaku dalam bahasa Jepang bisa diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu, kebanyakan terhadap anime dan manga. Sementara di Indonesia sendiri, otaku dipersempit hanya dengan individu yang tertarik pada anime dan manga. Nah, otaku ini, walau tidak semuanya, banyak sekali yang terlalu berlebihan mendedikasikan diri mereka terhadap hobi mereka sehingga terjangkit penyakit sosial.
Lantas apa saja penyakit sosial otaku ?
Penyakit sosial otaku ini ada empat, yaitu: Chuunibyou, Wibu, Nijikon, dan Hikikomori. Keempat penyakit sosial otaku ini adalah yang paling banyak kita temui di Indonesia. Sebuah poling dilakukan oleh seorang user kaskus terhadap 1159 orang. Hasilnya? Lebih dari 40% atau sekitar 470 orang mengaku bahwa mereka terkena penyakit sosial otaku. Berikut ini hasil poling tersebut beserta dengan penjelasan setiap penyakit otaku yang mewabah di indonesia.
Wibu memang berasal dari kelompok otaku. Namun otaku belum tentu adalah seorang wibu. Wibu berada pada tingkat dimana seorang otaku mendedikasikan dirinya terlalu berlebihan terhadap hal – hal yang berbau jepang. Dari empat penyakit sosial otaku yang ada, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa wibu adalah yang paling menjengkelkan. Karena orang yang disebut wibu adalah mereka yang mendewakan segala sesuatu tentang jepang. Pokoknya segala sesuatu tentang jepang menurut mereka is the best. jika ada yang berani mengkritik sesuatu tentang jepang pasti mereka akan maju ke garis depan dan membelanya mati – matian.
Wibu di Indonesia termasuk parah. Mereka menganggap kehidupan dunia nyata itu membosankan, hidup sebagai seorang Hikikomori dan NEET ( sebutan penyakit otaku untuk seseorang yang terjangkit ) itu keren. Dan ngga akan rela kalau ada yang bilang Anime adalah kartun.
2. Nijikon – 67 votes ( 6% )
Nijikon hanya menang satu suara dari Wibu. Nijikon bisa diartikan seseorang yang terobsesi dan jatuh cinta pada karakter dua dimensi atau karakter – karakter fiksi, biasanya gejala awal penyakit ini sering bangat ngaku – ngaku bahwa suatu karakter anime itu adalah waifu-nya ( isteri-nya ).
(atau husbando untuk para cewe )
Orang yang terjangkit Nijikon akan sangat mencintai karakter fiksi yang disukai, marah – marah jika ada karakter yang mendekatinya, dan biasanya pergi kemana – mana dengan karakter tersebut. Dalam kasus ekstrim, ada penderita Nijikon yang sama sekali tidak tertarik dengan makhluk nyata dan bahkan sampai menikahi karakter fiksi yang dia cintai.
3. Hikikomori – 149 votes ( 13% )
Peraih sura terbanyak dari Wibu & Nijikon. Penyakit sosial yang satu ini bisa diartikan sebagai “menarik diri” dari kehidupan sosial. Mungkin sebagian dari kamu akan berfikir bahwa Hikikomori sama dengan ansos ( anti sosial ), tetapi pada kenyataan nya tidak secara keseluruhan. Hikikomori cenderung penarikan diri secara ekstrim, mereka mengisolasi diri dalam kamar dalam jangka waktu yang sangat lama. Tipikalnya, pelaku Hikikomori tenggelam dalam tanyangan televisi atau komputer di dalam kamar hingga hampir tidak pernah tidur. Perilaku ini dapat berujung pada gangguan psikologis seperti schizoprenia ( kelainan otak ).
Penyebab penyakit Hikikomori ada banyak, tetapi intinya hanya satu rasa trauma yang hebat yang dialami penderita saat berada di masyarakat sosial. Mungkin hal inilah yang jarang sekali dipahami oleh masyarakat atau orang – orang lingkungan sekitar terhadap penderita.
Peraih voting terbanyak dari empat penyakit sosial otaku yang ada. Chuunibyou secara kasar bisa diartikan sebagai “sindrom kelas 2 SMP”. Disebut sindrom kelas 2 SMP karena biasanya menjangkit anak – anak yang menginjak umur 14 tahun atau kelas 2 SMP.
Orang yang terjangkit Chuunibyou biasanya memiliki tingkah laku sesuai dengan imajinasinya ( misal : bisa melihat hantu, menggunakan penggaris kayu sebagai pedang, dan bisa mengeluarkan kamehameha ). Dan mereka melakukannya karena mereka benar – benar percaya demikian. Biasanya penderita Chuunibyou akan sembuh begitu menginjak dewasa, tetapi dalam kasus tertentu, ada juga pasien Chuunibyou yang terjangkit hingga dewasa.
Tingkah orang yang terkena Chuunibyou terkadang menjengkelkan, tapi kalau kita lihat sisi positif nya, orang – orang penderita penyakit Chuunibyou memiliki potensi yang bagus untuk bermain film/teater, mereka tidak perlu kursus akting lagi karena mereka sudah biasa melakukannya.
Itulah tadi 4 penyakit sosial otaku yang mewabah di indonesia. Perlu dicatat tidak semua otaku menderita penyakit tersebut dan tidak semua otaku seaneh itu . jadi tetap cintailah budaya kita sendiri, walaupun menggemari sesuatu jangan terlalu over bangat.
sumber :
http://www.duniaku.net/2015/03/19/4-penyakit-sosial-otaku-ini-mewabah-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar